Melindungi Warisan, Menguatkan Industri: Lokakarya LMK Musik Tradisi di ISI Padangpanjang

Padang panjang, 22 April 2025 — Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang bersama Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Pro Kokarindo Utama sukses menyelenggarakan Lokakarya dan Edukasi Musik Tradisi Nusantara sebagai bagian dari upaya kolaboratif dalam melindungi karya seni sekaligus menguatkan ekosistem industri musik tradisi. Kegiatan ini berlangsung di halaman depan Panggung Prodi Seni Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.

Lokakarya dihadiri oleh sekitar 50 peserta, yang terdiri atas seniman, event organizer, serta manajer hotel dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Kehadiran para pelaku industri kreatif ini menunjukkan antusiasme tinggi terhadap potensi musik tradisional sebagai bagian integral dari ekonomi kreatif berbasis budaya.

 

Acara dibuka secara resmi dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, disusul sambutan dari Ketua Pro Kokarindo Utama, Gilang Ramadhan — musisi internasional sekaligus tokoh penting dalam advokasi hak kekayaan intelektual seniman. Dalam sambutannya, Gilang menekankan urgensi perlindungan hukum terhadap karya seni tradisi yang selama ini kerap tereksploitasi tanpa imbalan layak.

“Karya seni, khususnya musik tradisional, bukan hanya ekspresi budaya—tetapi identitas bangsa. Sudah saatnya seniman tradisi mendapat perlindungan dan penghargaan setara dalam ekosistem industri kreatif nasional maupun global,” ujar Gilang.

Turut hadir Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padangpanjang, Dr. Irwan, M.Pd., yang mengapresiasi pelaksanaan program ini dan menekankan pentingnya membangun kesadaran generasi muda terhadap nilai dan hak atas karya seni tradisional.

 

Lokakarya dilanjutkan dengan penampilan pembuka dari Komunitas Seni Talago Buni, yang membawakan musik tradisional Minangkabau seperti Saluang Pauah dan Talempong Pacik, serta karya inovatif berbasis Rabab Piaman dengan pendekatan kontemporer oleh komposer M. Halim. Penampilan ini menampilkan harmoni antara tradisi dan inovasi sebagai cermin dinamika seni pertunjukan masa kini.

Pemaparan Narasumber dan Materi Edukatif

Sesi utama diawali oleh Gilang Ramadhan, yang menjelaskan peran strategis LMK dalam menjamin distribusi royalti yang adil. Ia memperkenalkan tiga LMK yang saling melengkapi:

  • Langgam Kreasi Budaya (LKB) untuk pencipta lagu dan komposer,
  • Citra Nisa Swara (CNS) untuk musisi dan pemain,
  • Pro Kokarindo Utama untuk produser musik.

Gilang juga mengaitkan pelestarian musik tradisi dengan isu keberlanjutan lingkungan, seperti konservasi bahan baku instrumen (bambu, rotan, kayu), yang dinilai dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas ekosistem.

Diskusi interaktif yang dipandu oleh moderator Edy Utama berlangsung meriah, diwarnai pertanyaan kritis dari peserta seputar perlindungan hak cipta dan sistem royalti.

Sesi siang dilanjutkan oleh Dr. Asep Saepul Haris, M.Sn., yang memaparkan strategi produksi rekaman musik berkualitas tinggi dan layak pasar. Ia menekankan pentingnya penguasaan proses rekaman dan distribusi digital melalui platform seperti YouTube, TikTok, dan Spotify sebagai sumber penghasilan jangka panjang.

Sesi berikutnya diisi oleh Herry Kusriyono, Pelaksana Harian Pro Kokarindo Utama, yang membahas mekanisme performing royalty secara rinci — mulai dari pelacakan pemanfaatan karya hingga pembagian royalti kepada pencipta, musisi, dan produser.

Untuk memperjelas sistem distribusi royalti, F. Sita Sari dari Pro Kokarindo Utama memberikan demonstrasi langsung tentang proses pembagian royalti. Simulasi ini memperlihatkan bagaimana setiap pihak dihargai secara proporsional sesuai kontribusinya terhadap karya yang digunakan secara komersial.

Kolaborasi untuk Masa Depan Musik Tradisi

Lokakarya ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kesadaran akan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang musik tradisional. Seluruh rangkaian acara—mulai dari edukasi, diskusi, hingga demonstrasi—mendorong terbentuknya sistem yang lebih adil, transparan, dan profesional bagi para pelaku seni.

Dengan sinergi antara institusi pendidikan, seniman, pemerintah, dan pelaku industri, ISI Padangpanjang membuktikan perannya sebagai ruang strategis dalam pemajuan budaya, perlindungan hak seniman, serta penguatan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Diharapkan langkah-langkah konkret dalam melindungi dan mengembangkan musik tradisi ini terus tumbuh dan memberi dampak nyata bagi generasi masa depan.

Scroll to Top