Komposer dan musisi Minangkabau, M. Hario Efenur, kembali menorehkan prestasi di panggung internasional melalui karya-karyanya yang menginterpretasikan budaya Minangkabau dalam bentuk musik kontemporer. Dalam acara Resonant Pages yang digelar oleh SOAS University of London, ia bersama musisi Rani Jambak pada september 2023 menampilkan karya berjudul Baco Aso Curah Raso, sebuah komposisi berbasis teks klasik Tambo Alam Minangkabau yang dikemas dalam format pertunjukan musik dan narasi suara.

Sebagai alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Program Studi Karawitan, Hario memiliki latar belakang akademis yang kuat dalam seni musik tradisional. Kemampuannya dalam mengeksplorasi dan mengembangkan elemen tradisi dengan pendekatan modern membuat namanya semakin dikenal, baik di dalam negeri maupun di kancah global.
Interpretasi Tambo Alam Minangkabau di Panggung Internasional
Keterlibatan Hario dalam Resonant Pages menjadi salah satu bukti bahwa seni tradisi Minangkabau masih memiliki relevansi dalam dinamika seni global. Baco Aso Curah Raso bukan sekadar pertunjukan musik, tetapi juga sebuah refleksi tentang bagaimana sejarah dan filosofi Minangkabau dapat diinterpretasikan ulang dalam medium suara dan ekspresi musikal.
Melalui komposisinya, Hario mengombinasikan bunyi-bunyian khas Minangkabau seperti talempong, saluang, dan sarunai dengan pendekatan eksperimental. Improvisasi dan permainan tekstur suara yang kaya menghadirkan pengalaman imersif bagi penonton, menjadikan pertunjukan ini sebagai salah satu yang paling berkesan dalam festival tersebut.
Perjalanan Karier dan Kiprah Internasional
Selain tampil di London, Hario juga pernah berpartisipasi dalam Lake Toba Traditional Music Festival pada tahun 2021. Dalam festival tersebut, ia terpilih sebagai salah satu dari dua belas komposer yang menampilkan karya dengan perpaduan idiom musik Minangkabau dan Karo. Proyek ini semakin memperkuat reputasinya sebagai seniman yang mampu menjembatani berbagai tradisi musik Nusantara dalam satu komposisi harmonis.
Hario juga aktif dalam berbagai proyek kolaborasi seni, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia sering berinteraksi dengan musisi dari berbagai latar belakang budaya, menjadikannya sebagai figur penting dalam upaya memperkenalkan musik Minangkabau ke panggung dunia.
Candasuara: Eksplorasi Musik Tubuh dan Seni Pertunjukan
Selain berkarier sebagai komposer, Hario juga merupakan pendiri grup Candasuara, yang didirikannya pada tahun 2016. Candasuara dikenal sebagai kelompok musik tubuh yang menggabungkan unsur Silek (seni bela diri Minangkabau), musik tradisional, dan teater dalam satu kesatuan pertunjukan.
Konsep yang diusung oleh Candasuara menghadirkan pendekatan baru dalam seni pertunjukan, di mana tubuh bukan hanya sebagai instrumen gerak, tetapi juga sebagai elemen ritmis dan ekspresi suara. Melalui kelompok ini, Hario berupaya membangun narasi baru dalam dunia seni pertunjukan kontemporer yang tetap berakar pada tradisi.

Candasuara telah tampil dalam berbagai festival seni, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan eksplorasi musik tubuh dan gerakan yang kuat, grup ini berhasil mendapatkan pengakuan sebagai salah satu inovasi dalam seni pertunjukan Indonesia.
Dedikasi dalam Pelestarian dan Inovasi Musik Tradisional
Sebagai komposer, Hario terus berupaya mengembangkan musik Minangkabau agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Melalui berbagai karyanya, ia membuktikan bahwa tradisi tidak harus statis, tetapi dapat terus berkembang dengan pendekatan baru tanpa kehilangan esensinya.
Keberhasilannya di panggung internasional menjadi bukti bahwa musik tradisional Indonesia memiliki daya saing tinggi di kancah global. Dengan semangat eksplorasi dan inovasi, Hario Efenur terus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menggali dan mengembangkan kekayaan budaya Nusantara.
Sumber: